Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
"Constant-Gain Multiplier"
Untuk mengetahui contoh rangkaian
"Constant-Gain Multiplier
1. ALAT
a. Instrumen
o
Osiloskop
|
OSILOSKOP
adalah komponen elektronika yang mempunyai
kemampuan menyimpan electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Osiloskop
dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron
memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.
FUNGSI Osiloskop
adalah untuk mengamati bentuk
gelombang input dan output pada rangkaian.untuk mengamati bentuk gelombang
input dan output pada rangkaian.
|
keterangan
Spesifikasi
- Multimeter
Spesifikasi:
Pinout
b.
Generator
o Power Supply
o
Vsine
VSINE, berfungsi sebagai sumber arus
listrik AC.
Spesifikasi
DC Magnitude |
DC offset used in an Operating Point Analysis.
(Default = 0). |
AC Magnitude |
the magnitude of the source when used in an AC Small
Signal Analysis. (Default = 1). |
AC Phase |
the phase of the source when used in an AC Small
Signal Analysis. (Default = 0). |
Offset |
DC offset voltage of the signal generator (in
Volts). (Default = 0). |
Amplitude |
peak amplitude of the sinusoid (in Volts). (Default
= 1). |
Frequency |
frequency of the sinusoidal output voltage (in Hz).
(Default = 1K). |
Delay |
delay time until the source voltage commences (in
seconds). (Default = 0). |
Damping Factor |
the rate at which the sinusoid decreases/increases
in amplitude (in 1/seconds). A positive value results in an exponentially
decreasing amplitude; a negative value gives an increasing amplitude. A zero
(0) value gives a constant amplitude sine wave. (Default = 0). |
Phase |
phase shift of the sinusoid at time zero (in
Degrees). (Default = 0). |
2. BAHAN
·
Resistor
Resistor adalah komponen Elektronika
Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi
untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika (V
= IR).
Jenis Resistor yang
digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor dengan
nilai tetap terdiri dari film tipis karbon yang
diendapkan subtrat isolator kemudian dipotong berbentuk spiral. Keuntungan
jenis fixed resistor ini dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang
lebih rendah.
Cara menghitung nilai resistor:
Tabel warna
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang
angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 =
1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
Spesifikasi
·
Op Amp - LM741
Op-Amp
adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal
listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan
Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk
menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.
Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga
dengan Penguat Operasional.
Konfigurasi PIN
LM741
Spesifikasi:
1. Resistor
Resistor, berfungsi
sebagai pembagi, pembatas, dan pengatur arus dalam suatu rangkaian.
Resistor
merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi
arus yang mengalir pada suatu rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara
dua komponen elektronika. Tegangan pada suatu resistor sebanding
dengan arus yang melewatinya
Resistor berfungsi untuk menghambat arus
dalam rangkaian listrik. Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan
gelang warna:
1. Masukan angka langsung dari kode
warna gelang pertama.
2. Masukan angka langsung dari kode
warna gelang kedua.
3. Masukan angka langsung dari kode
warna gelang ketiga.
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna
gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n), ini merupakan
nilai toleransi dari resistor.
2.Op Amp - LM741
Op-Amp adalah salah
satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik.
Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor
yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk
menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.
Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga
dengan Penguat Operasional.
Karakteristik
penguat ideal adalah:
Impedansi input
sangat besar (Zi >>). Impedansi input adalah sangat besar sehingga arus
input ke rangkaian dalam op-amp sangat kecil sehingga tegangan input sepenuhnya
dapat dikuatkan.
Konfigurasi PIN LM741:
Spesifikasi:
Respons
karakteristik kurva I-O:
3.RANGKAIAN CONSTANT-GAIN MULTIPLIER
Salah satu rangkaian op-amp yang paling umum adalah
pengali gain konstan pembalik, yang memberikan
penguatan yang
tepat, terdapat pada Gambar 7 Dengan gainnya dirumuskan sebagai:
Ketika beberapa rangkaian op amp dihubungkan dengan
susunan seri, maka muncullah yang namanya overall
gain. Gambar 9 menunjukkan koneksi antara tiga
rangkaian op amp dengan rangkaian pertama merupakan
rangkaian noninverting seperti Gambar 2 dan dua rangkaian
berikutnya merupakan rangkaian inverting seperti
Gambar 7. Overall gainnya dapat dirumuskan sebagai:
dimana
Selain itu, beberapa rangkaian
op-amp juga dapat digunakan sebagai pembagi gain.
EXAMPLE
1. Tentukan tegangan output rangkaian pada Gambar 15.2
dengan input sinusoidal 2.5 mV!
(Gambar 15.2)
Solution:
maka
2. Hitunglah tegangan output pada rangkaian Gambar
15.4 dengan tegangan input 120 x 10^-6 V!
(Gambar 15.4)
Solution:
maka
PROBLEM
1. Temtukan tegangan output rangkaian pada Gambar 15.48 dengan tegangan input
3.5 mV rms!
(Gambar 15.48)
Solution:
maka
2. Tentukan tegangan output rangkaian pada Gambar
15.49 dengan input 150 mV rms!
(Gambar 15.49)
Solution:
PILIHAN GANDA
1. Apa yang dimaksud dengan non inverting amplifier?
a). Suatu
rangkaian penguat yang berfungsi melemahkan sinyal dan hasil sinyal yang
dikuatkan tetap sefasa
dengan sinyal inputannya
b). Suatu
rangkaian pelemah yang berfungsi melemahkan sinyal dan hasil sinyal yang
dikuatkan berbeda fasa
dengan sinyal inputannya
c). Suatu
rangkaian penguat yang berfungsi menguatkan sinyal dan hasil sinyal yang
dikuatkan tetap sefasa
dengan sinyal inputannya
d). Suatu
rangkaian penguat yang berfungsi menguatkan sinyal dan hasil sinyal yang
dikuatkan berbeda fasa
dengan sinyal inputannya
e). Suatu
rangkaian pelemah yang berfungsi melemahkan sinyal dan hasil sinyal yang
dikuatkan tetap sefasa
dengan sinyal inputannya
2. Apa yang dimaksud dengan inverting amplifier?
a). Suatu
rangkaian penguat yang berfungsi melemahkan sinyal dan hasil sinyal yang
dikuatkan tetap sefasa
dengan sinyal inputannya
b). Suatu
rangkaian pelemah yang berfungsi melemahkan sinyal dan hasil sinyal yang
dikuatkan berbeda fasa
dengan sinyal inputannya
c). Suatu
rangkaian penguat yang berfungsi menguatkan sinyal dan hasil sinyal yang
dikuatkan tetap sefasa
dengan sinyal inputannya
d). Suatu
rangkaian penguat yang berfungsi menguatkan sinyal dan hasil sinyal yang
dikuatkan berbeda fasa
dengan sinyal inputannya
e). Suatu
rangkaian pelemah yang berfungsi melemahkan sinyal dan hasil sinyal yang
dikuatkan tetap sefasa
dengan sinyal inputannya
Prosedur kerja
pada percobaan kali ini dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut:
·
Mempersiapkan Alat besrta Bahan seperti
yang telah tertera pada Sub Bab Alat dan Bahan di atas
·
Merangkai Rangkaian
·
Pada Rangkaian disambungkan input
tegangan AC agar dapat melihat bagaimana perbedaan respons gelombang input dan
outputnya.
·
Amatilah nilai input dan output dengan
menyesuaikannya dengan rumus yang ada,
GAMBAR
RANGKAIAN
1. Gambar dah hasil simulasi rangkaian 15.1
prinsip kerja
Pada
rangkaian inverting tengangan input (Vi) masuk ke kaki Negatif Op amp. Pada
rangkaian diatas Vi sebagai teganan input di umpankan ke hambatan
(R1) dan di teruskan ke kaki negatif Op amp dimana terdapat suatu
hambatan yang terhubung pada kaki inverting dan output yang disebut hambatan
referensi (Rf) dan terajdi penguatan (gain) dengan rumus Vout =
(-Rf/R1) Vi pada rangakian inverting ini hasil dari sinyal output
hasil penguatan berbeda fase dengan sinyal input seperti terlihat pada simulasi
di atas.
2. Gambar dah hasil simulasi rangkaian 15.2
Prinsip kerja
Pada
rangkaian inverting tengangan input (Vi) masuk ke kaki Negatif Op amp. Pada
rangkaian diatas Vi sebagai teganan input sebesar 2.5 mV di
umpankan ke hambatan (R1) sebesar 2k ohm dan di teruskan ke kaki negatif
Op amp dimana terdapat suatu hambatan yang terhubung pada kaki inverting dan
output yang disebut hambatan referensi (Rf) sebesar 200k ohm dan terajdi
penguatan (gain) dengan rumus Vout = (-Rf/R1) Vi sebesar 100x sehingga
output dari tengangan menjadi -0,25 V. pada rangakian inverting ini hasil
dari sinyal output hasil penguatan berbeda fase dengan sinyal input
seperti terlihat pada simulasi di atas.
3. Gambar dah hasil simulasi rangkaian 15.3
Pada
rangkaian non inverting tengangan input (Vi) masuk ke kaki positif dari Op amp.
Pada rangkaian diatas Vi sebagai teganan input di umpankan ke
kaki positif Op amp. Terdapat Ri sebesar 2.4k ohm dan hambatan referensi
(Rf) sebesar 240k ohm dan terajdi penguatan (gain) dengan rumus Vout =
(Rf/R1+1) Vi sehingga tengangan output di perbesar bedasarkan rumus
tersebut. pada rangakian non inverting ini hasil dari sinyal
output hasil penguatan sefase dengan sinyal input seperti terlihat
pada simulasi di atas.
4. Gambar dah hasil simulasi rangkaian 15.4
Prinsip kerja
Pada
rangkaian non inverting tengangan input (Vi) masuk ke kaki positif dari Op amp.
Pada rangkaian diatas Vi sebagai teganan input sebesar 120 uV di
umpankan ke kaki positif Op amp. Terdapat Ri sebesar 2.4k ohm dan
hambatan referensi (Rf) sebesar 240k ohm dan terajdi penguatan (gain) dengan
rumus Vout = (Rf/R1+1) Vi sebesar 101x sehingga output dari tengangan
menjadi 12.12 mV. pada rangakian non inverting ini hasil dari
sinyal output hasil penguatan sefase dengan sinyal input seperti
terlihat pada simulasi di atas.
5. Gambar dah hasil simulasi rangkaian 15.5
|
Simulasi 15.5 |
Prinsip kerja
Pada rangkaian multiple stage gain ini merupaka
gabugan rangkaian non inverting dan inverting yang di rangkai seri
sehinga pada rangkaian terlihat bahwa rangkaian non inverting dengan Vi adalah
tegangan input dan di perbesar dengan rumus non inverting (Rf/Ri+1) dan di
dapat A1 dan akan mengeluarakan output yang sefase dengan input. Output
dari rangkaian non inverting 1 menjadi input pada rangakaian inverting
dengan pembesaran (-Rf/Ri2) dan di dapat A2 dan pembesaran dari rangkaian
inverting dengan pembesaran A2 menjadi input pada rangkain inverting
selanjutnya dengan rumus yang sama sehingga pembesaran (gain) dan kita cara
dengan rumus A =(A1A2A3) Vi dan sinyal yang di hasil kan akan sefase dengan
sinyal input.
6. Gambar dah hasil simulasi rangkaian 15.6
Prinsip kerja
Pada rangkaian multiple stage gain ini merupaka
gabugan rangkaian non inverting dan inverting yang di rangkai seri
sehinga pada rangkaian terlihat bahwa rangkaian non inverting dengan Vi sebesar
80u V adalah tegangan input dan di perbesar dengan rumus non inverting
(Rf/Ri+1) dan di dapat A1 sebesar 110.3 V dan akan mengeluarakan output
yang sefase dengan input. Output dari rangkaian non inverting 1 (110.3) menjadi
input pada rangakaian inverting dengan pembesaran (-Rf/Ri2) dan di
dapat A2 sebesar -14.2 V dan pembesaran dari rangkaian inverting dengan
pembesaran A2 menjadi input pada rangkain inverting selanjutnya dengan rumus
yang sama sehingga pembesaran (gain) dan kita cari dengan rumus A =(A1A2A3) Vi
sehingga (110.3)(-14.2)(-14.2) 80u dan di dapat tegangan output 1.78V dan
sinyal yang di hasil kan akan sefase dengan sinyal input.
7. Gambar dah hasil simulasi rangkaian 15.7
|
Simulasi 15.7 |
Prinsip kerja
Pada rangakain di atas merupakan rangakian multiple
stage gain yang di rangkaian paralel sehingga di dengan satu
input kita dapat menghasilkan output yang berbeda di tiap tiap Op amp yang kita
gunakan.pada rangakian di atas kita mengunakan invertiing sehingga
menghasikan output yang beragama di tiap op amp nya tergatung berapa hambatan
referensi (RF) dan hambatan input (Ri) yang kita atur yang mana rumus dari
inverting yaitu Vout1=(1+Rf/R1)Vin , Vout2=(-Rf/R2)Vin dan untuk Vout3=(-Rf/R3)Vin
1. Simulasi Rangkaian 15.1 (Inverting)
2. Simulasi Rangkaian 15.2 (Inverting)
3. Simulasi Rangkaian 15.3 (Non Inverting)
4. Simulasi Rangkaian 15.4 (Non Inverting)
5. Simulasi Rangkaian 15.5 (Multiple-Stage Gains)
6. Simulasi Rangkaian 15.6 (Multiple-Stage Gains)
7. Simulasi Rangkaian 15.7 (Multiple-Stage Gains)
link file Rangkaian Klik disini
Link datasheet Resistor Klik disini
Link datasheet Voltmeter Klik disini
Link datasheet opamp Klik disini
link Html Klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar